Senin, 03 Juni 2013

pemikiran Sokrates, Plato dan Aristoteles (Filsafat Umum)



SOCRATES 
Menurut Socrates ada kebenaran obyektif yang tidak bergantung kepada satu atau kita. Untuk mencapai kebenaran obyektif menggunakan metode dialektika yang berarti bercakap-cakap atau dialog.
Dari metode dialektiknya ia menemukan dan penemuan metode yang lain induksi dan definisi. Ia menggunakan istilah induksi manakala pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus, lalu menyimpulkannya dengan pengertian yang umum. Pengertian yang umum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing kasus khusus dan ciri-ciri khusus yang tidak disetujui bersama adalah disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan semua ciri khusus itu dinamakan ciri eksistensi. Suatu definisi disebut dengan menyebutkan semua ciri esensi suatu obyek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya. Demikianlah jalan untuk memperoleh definisi tentang suatu persoalan.
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak dapat di pisahkan satu dengan yang lain. Oeh karna itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi secrotes, pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaiitu dengan menghargai nilai-niai jasmaniah dan rohania yang keduanya tidak dapat di pisahkan karena denga keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan .

PLATO 
Plato menggunakan metode dialog untuk mengantarkan filsafatnya. Namun kebenaran umum (definisi) menurutnya bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif sebagaimana cara yang digunakan Socrates, pengertian umum (definisi) menurut Plato sudah tersedia di sana di dalam idea .
            Plato berpendapat bahwa manusia berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah. Sedangkan  dunia ide bersifat tetap, hanya stu macam dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas. Dunia inilah yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.
ARISTOTELES 
Aristoteles dalam metaphysic menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. Ia menyatakan bahwa matter dan form tu bersatu. Matter memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap obyek terdiri atas matter dan form. Jadi, ia telah mengatasi dualisme Plato yang memiahkan matter dan form, bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas. Namun ada substansi yang murni, form tanpa potentiality, jadi tanpa matter, yaitu Tuhan. Aristoteles percaya kepada adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak.
Pengertian helenisme.
helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek). Helenisme klasik: yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM. Helenisme secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya yunani dan budaya asia kecil, syiria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua. Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (masa alexander agung atau meninggalnya aristoteles) hingga 20 sm (berkembangnya agama kristen atau jaman philo)
Jadi pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa yunani kuno.
bermacam-macam aliran yang boleh jadi berbeda-bada pandanganya terhadab hidup dan alamini. aliran-aliran ini adalah:
1.      natural filosofi dengan democritus sebagai tokohnya dan filosof-filosof lonia, yang menghargai alam dan wujud benda setinggi-tingginya. Oleh karna itu, menurut aliran ini alam itu abadi.
2.      aliran ketuhanan” yang mengakui  zat-zat yang metafisik,diwakili  oleh “aliran Elea”  danSocrates,yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu yang berada diluarnya.
3.       “Aliran Mistik” aliran ini menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya,serta menuju kepada alam yang penuh kesempurnaan,kebahagian dan kebebasan mutlak, sesudah terikat oleh benda alam ini.
4.        “Aliran Kemanusiaan” yang menghargai manusia setinggi-tingginya,dan mengakui kesanggupannya untuk mencapai pengetahuan.
            Aliran neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir atau rangkaian sebelum terakhir dari fase Hellenisme Romawi. Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat yunani,tasawuf timur yang meramu dari masa fisafat yunani serta menggabungkannya. Didalamnya terdapat ciri-ciiri filsafat yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama langit. Jadi Neoplatonisme mengandung unsur-unsur filosofikanya manusia,religiusitas dan keberhalaan.    Neoplatonisme meliputi unsur-unsur yang semuanya datang kepada kaum muslimin melalui aliran masehi ditimur dekat,tetapi dengan sampul lain, yaitu tasawuf timur dan pengakuan akan keesaan tuhan, zat “yang pertama”, dengan ketunggalan yang sebenar-benarnya.oleh karena itu,mereka tertarik dengan filsafat tersebut dan mengatakan bahwa filosof-filosof yunani tidak mempunyai pikiran-pikiran yang bertentangan dengan islam selama mereka mengakui keesaan tuhan  dean menganggap zuhud sebagai jalan kebahagian bagi manusia, meskipun kelihatannya kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Menurut Uberweg,pertengahan abad keempat sampai pertengahan abad ketujuh masehi adalah masa alliran iskandariyah yang menggantikan aliran neopllatonisme        
            Perbedaan kedua aliran tersebut adalah:
1.      Neoplatonisme bekisar pada segi metafisika pada filsafat yunani,yang boleh jadi dalam beberapa hal berlawanan dengan agama masehi,sedangkan aliran iskandariyah lebih condong kepaada matematika serta ilmu alam dan meninggalkan lapangan matafisika,dan keadaan ini bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan agama masehi.
2.      Neoplatonisme lebih banyak mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan,sedangkan aliran iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap pikiran-pikiran filsafat.

Menurut pendapat epicuros filsafat harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup. Ia filsafat dalam tiga bagian yaitu logika, fisika,dan etika yang memberikan kepada murid –muridnya didasaran kepada jalan, dan fisika merupakan landasan etika.

1.      Ajaran logika
Yang dimahsud dengan logika oleh epicuros “kanonika” sebagai norma yang membangun pengetahuan. Norma dan criteria adalah segala sesuatu yang terpandang, karna segala macam pandangan adalah benar-benar pula dalam jiwa yang memandang. Bahkan pandangan orang orang gila pun merupakan sebuah kebenaran, sesuai dengan pandangan demokritos yang mengatakan pandangan tidak lain dari cetakan atau gambaran barang yang sudah ada di dari alam, barang-barang yang mempunyai realita.atom-atom yang bergerak dari barang-barang itu menyentuh atom mata kita. Oleh karna itu, barang tampak oleh .kita, jadi pandangan kita tak lain dari gambaran atau reproduksi dari barang-barang yang su.dah ada. Pengertian itu adalah karna adanya ingatandari hasil pandangan dari masa lalu. Ingatan adalah baying dari wujud  yang telah di pandang sebelumya. Semua yang terpandang adalah kenyataan lahiriah,benar atau salah dari realitas adalah hasil pandangan itu sendiri. Sehingga atas hasil pandangan merupakan norma dan criteria kebenanara.
      Adapun kaitanya dengan etika social, epicorus berpendirian  bahwa masyarakat sumber normadan susila, sedangkan noma  dan susila harus di bangu dalam pendidikan. Oleh karna iu, masyarakat yang di bangun kesusilanya harus terpisah dengan masyarakat ekternal, karna pengaruh eksternal akan memperburuk ebtika social.

2.      Fisika       
Dari ajaran fisika epicorus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan dewa-dewa.dengan ajaran itu bahwa dunia ini bukan di jadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,denagn ajaran itu dinyatakan bahwa dunia ini bukan dijadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika.Jiwa manusia tidak terus hidup
sesudah mati,
dan tidak pula menderita siksa dalam tanah dan langit.Dunia tidak satu saja,melainkan tidak terbilang banyaknya.Dunia-dunia itu timbul seperti jiwa-jiwa manusia timbul,demikian pula lenyapnya.
      Manusia dalam hidupnya tidak bahagia karena tertganggu oleh tiga hal: takut akan amarah dewa,takut akan mati,dan takut akan nasib.
      Pertama,kita tak perlu takut akan amarah dewa,karena segala sesuatu didunia ini karena gerak atom bukan karena dewa.Jika dewa itu ada,ia akan hidup didunianya sendiri dan berusaha untuk tenang dan bahagia sendiri.Sekiranya dewa harus marah karena tingkah laku manusia,alangkah celakanya hidup dewa itu karena harus selalu marah-marah saja.
      Kedua,terhadap mati pun,manusia tak usah takut.Jiwa kita pun akan turut mati,sebab tanpa badan,tak ada pula jiwa.Habis hidup tak ada lagi lanjutannya bagi manusia.Maut malah akan melepas manusia dari sakit dan sengsara.
      Ketiga,kepada nasib pun,kita tak usah takut.Segala kejadian didunia ini ditentukan oleh gerak atom.Bagaimanapun,kita tak bisa mengubahnya.Dengan demikian,tak ada alasan untuk takut.
3.      Etika
            Ajaran etikanya ialah mencari kesenangan hidup.Kesenangan hidup menurut epicuros ialah barang yang paling tinggi nilainya.Mencari kesenangan hidup itu tidak berarti memiliki kekayaan dunia sebanyak-banyaknya dengan tidk menghiraukan orang lain.Tindakan seperti itu tidak membawa kesenangan hidup.Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniyah dan rohanyah.Badan merasa enak dan jiwa pun merasa tentram.Yang paling penting dan paling mulia adalah kesenangan jiwa,karena kesenangan jiwa meliputi masa sekarang,masa lampau dan masa yang akan datang.   

Pola fikir filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya : Epikuros, Stoa, dan Skeptis dari periode etik. Kemudian ada juga Neo Pythagoras, Philon dan Plotinus dari periode religi. Berikut penjelasannya secara ringkas.
·Epikuros: Ia adalah filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikan dan menihilkan peran Tuhan di dunia. Menurutnya Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan hidup di dunia. Karena itu, Epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
·Stoa: Tujuan utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang kebenaran relatif sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
·Skeptis: Mereka adalah madzhab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran klasik. Menurut mereka, kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria tentang kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
·Aliran Neo Phytagoras: Ajarannya berpangkal pada Pythagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Mereka juga meyakini bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang disebut dengan rinkarnasi.
·Aliran Philon Alexandreia: Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama. Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan.
·Dalam Konteks Filsafat : Filsafat bergerak semakin dekat kearah ‘keselamatan’ dan ketenangan jiwa. Filsafat juga harus membebaskan manusia dari pesimisme dan rasa takut akan kematian. Dengan demikian batasan antara agama dan filsafat lambat laun hilang. Secara umum, filsafat Helenisme tidak begitu orisinal. Tidak ada Plato baru atau Aristoteles baru yang muncul di panggung. Sebaliknya, ketiga filsuf besar itu menjadi sumber ilham bagi sejumlah aliran filsafat.
·Dalam Konteks Ilmu Pengetahuan : Ilmu pengetahuan Helenistik pun terpengaruh oleh campuran pengetahuan dari berbagai kebudayaan. Kota Alexandria memainkan peranan penting di sini sebagai tempat pertemuan antara Timur dan Barat. Sementara Athena tetap merupakan pusat filsafat yang masih menjalankan ajaran-ajaran filsafat Plato dan Aristoteles, Alexandaria menjadi pusat ilmu pengetahuan. Dengan perpustakaannya yang sangat besar, kota itu menjadi pusat matematika, astronomi, biologi, dan ilmu pengobatan.
·Dalam Konteks Agama: Ciri umum pembentukan agama baru sepanjang periode Helenisme adalah muatan ajaran mengenai bagaimana umat manusia dapat terlepas dari kematian. Ajaran ini sering kali merupakan rahasia. Dengan menerima ajaran dan menjalankan ritual-ritual tertentu, orang yang percaya dapat mengharapkan keabadian jiwa dan kehidupan yang kekal. Suatu wawasan menyangkut hakikat sejati alam semesta dapat menjadi sama pentingnya dengan upacara agama untuk mendapatkan keselamatan.
            Tiga etika meurut Sokrates:
1.       EtikaManusia             : mencarimakananuntukdirinyadan orang lain
2.       Etikabinatang             : mencarimakananhanyauntukdirinyasendiri
3.       Etikatumbuhan         : hanyamenunggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar