SOCRATES
Menurut Socrates ada
kebenaran obyektif yang tidak bergantung kepada satu atau kita. Untuk mencapai
kebenaran obyektif menggunakan metode dialektika yang
berarti bercakap-cakap atau dialog.
Dari metode
dialektiknya ia menemukan dan penemuan metode yang lain induksi dan definisi.
Ia menggunakan istilah induksi manakala pemikiran bertolak dari pengetahuan
yang khusus, lalu menyimpulkannya dengan pengertian yang umum. Pengertian yang
umum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing
kasus khusus dan ciri-ciri khusus yang tidak disetujui bersama adalah
disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan semua ciri khusus itu
dinamakan ciri eksistensi. Suatu definisi disebut dengan menyebutkan semua ciri
esensi suatu obyek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya. Demikianlah
jalan untuk memperoleh definisi tentang suatu persoalan.
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak dapat
di pisahkan satu dengan yang lain. Oeh karna itu, dasar dari segala penelitian
dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi secrotes, pengetahuan yang
sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara
keseluruhan, yaiitu dengan menghargai nilai-niai jasmaniah dan rohania yang
keduanya tidak dapat di pisahkan karena denga keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang dihasilkan .
PLATO
Plato menggunakan metode dialog untuk mengantarkan
filsafatnya. Namun kebenaran umum (definisi) menurutnya bukan dibuat dengan
cara dialog yang induktif sebagaimana cara yang digunakan Socrates, pengertian
umum (definisi) menurut Plato sudah tersedia di sana di dalam idea .
Plato berpendapat bahwa manusia berada dalam dua
dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan
berubah. Sedangkan dunia ide bersifat
tetap, hanya stu macam dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang
dari dunia ide sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu
dunia realitas. Dunia inilah yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan
demikian, dunia sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.
ARISTOTELES
Aristoteles dalam metaphysic menyatakan bahwa manusia dapat mencapai
kebenaran. Ia menyatakan bahwa matter dan form tu bersatu. Matter memberikan
substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap obyek terdiri atas
matter dan form. Jadi, ia telah mengatasi dualisme Plato yang memiahkan matter
dan form, bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga
berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas. Namun ada
substansi yang murni, form tanpa potentiality, jadi tanpa matter, yaitu Tuhan.
Aristoteles percaya kepada adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah
Tuhan sebagai penyebab gerak.
Pengertian helenisme.
helenisme adalah istilah modern yang
diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti “berbicara atau
berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek). Helenisme klasik:
yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM. Helenisme
secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara
budaya yunani dan budaya asia kecil, syiria, mesopotamia, dan mesir yang lebih
tua. Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (masa
alexander agung atau meninggalnya aristoteles) hingga 20 sm (berkembangnya
agama kristen atau jaman philo)
Jadi pemikiran filsafat helenisme
adalah filsafat yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau sebuah pemikiran
untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa yunani kuno.
bermacam-macam aliran yang boleh
jadi berbeda-bada pandanganya terhadab hidup dan alamini. aliran-aliran ini
adalah:
1.
natural filosofi dengan democritus
sebagai tokohnya dan filosof-filosof lonia, yang menghargai alam dan wujud
benda setinggi-tingginya. Oleh karna itu, menurut aliran ini alam itu abadi.
2.
aliran ketuhanan” yang
mengakui zat-zat yang metafisik,diwakili oleh “aliran Elea”
danSocrates,yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu yang
berada diluarnya.
3.
“Aliran Mistik” aliran ini
menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya,serta menuju kepada alam yang
penuh kesempurnaan,kebahagian dan kebebasan mutlak, sesudah terikat oleh benda
alam ini.
4. “Aliran
Kemanusiaan” yang menghargai manusia setinggi-tingginya,dan mengakui kesanggupannya
untuk mencapai pengetahuan.
Aliran
neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir atau rangkaian sebelum terakhir dari
fase Hellenisme Romawi. Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat
yunani,tasawuf timur yang meramu dari masa fisafat yunani serta
menggabungkannya. Didalamnya terdapat ciri-ciiri filsafat yunani yang
kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama langit. Jadi Neoplatonisme
mengandung unsur-unsur filosofikanya manusia,religiusitas dan keberhalaan. Neoplatonisme meliputi unsur-unsur
yang semuanya datang kepada kaum muslimin melalui aliran masehi ditimur
dekat,tetapi dengan sampul lain, yaitu tasawuf timur dan pengakuan akan keesaan
tuhan, zat “yang pertama”, dengan ketunggalan yang sebenar-benarnya.oleh karena
itu,mereka tertarik dengan filsafat tersebut dan mengatakan bahwa
filosof-filosof yunani tidak mempunyai pikiran-pikiran yang bertentangan dengan
islam selama mereka mengakui keesaan tuhan dean menganggap zuhud sebagai
jalan kebahagian bagi manusia, meskipun kelihatannya kadang-kadang bertentangan
satu sama lain. Menurut Uberweg,pertengahan abad keempat sampai pertengahan
abad ketujuh masehi adalah masa alliran iskandariyah yang menggantikan aliran
neopllatonisme
Perbedaan kedua aliran tersebut adalah:
1.
Neoplatonisme bekisar pada segi
metafisika pada filsafat yunani,yang boleh jadi dalam beberapa hal berlawanan
dengan agama masehi,sedangkan aliran iskandariyah lebih condong kepaada
matematika serta ilmu alam dan meninggalkan lapangan matafisika,dan keadaan ini
bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan agama masehi.
2.
Neoplatonisme lebih banyak
mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan,sedangkan aliran
iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap pikiran-pikiran
filsafat.
Menurut pendapat epicuros filsafat harus
merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup. Ia filsafat dalam tiga bagian
yaitu logika, fisika,dan etika yang memberikan kepada murid –muridnya didasaran
kepada jalan, dan fisika merupakan landasan etika.
1. Ajaran
logika
Yang
dimahsud dengan logika oleh epicuros “kanonika” sebagai norma yang membangun
pengetahuan. Norma dan criteria adalah segala sesuatu yang terpandang, karna
segala macam pandangan adalah benar-benar pula dalam jiwa yang memandang.
Bahkan pandangan orang orang gila pun merupakan sebuah kebenaran, sesuai dengan
pandangan demokritos yang mengatakan pandangan tidak lain dari cetakan atau
gambaran barang yang sudah ada di dari alam, barang-barang yang mempunyai
realita.atom-atom yang bergerak dari barang-barang itu menyentuh atom mata
kita. Oleh karna itu, barang tampak oleh .kita, jadi
pandangan kita tak lain dari gambaran atau reproduksi dari barang-barang yang
su.dah ada. Pengertian itu adalah karna
adanya ingatandari hasil pandangan dari masa lalu. Ingatan adalah baying dari
wujud yang telah di pandang sebelumya. Semua yang terpandang adalah
kenyataan lahiriah,benar atau salah dari realitas adalah hasil pandangan itu
sendiri. Sehingga atas hasil pandangan merupakan norma dan criteria kebenanara.
Adapun kaitanya dengan etika social, epicorus berpendirian bahwa
masyarakat sumber normadan susila, sedangkan noma dan susila harus di
bangu dalam pendidikan. Oleh karna iu, masyarakat yang di bangun kesusilanya
harus terpisah dengan masyarakat ekternal, karna pengaruh eksternal akan
memperburuk ebtika social.
2.
Fisika
Dari ajaran
fisika epicorus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan dewa-dewa.dengan
ajaran itu bahwa dunia ini bukan di jadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,denagn
ajaran itu dinyatakan bahwa dunia ini bukan dijadikan dan dikuasai oleh
dewa-dewa,melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika.Jiwa manusia tidak terus
hidup
sesudah mati,
dan tidak pula menderita siksa dalam
tanah dan langit.Dunia tidak satu saja,melainkan tidak terbilang
banyaknya.Dunia-dunia itu timbul seperti jiwa-jiwa manusia timbul,demikian pula
lenyapnya.
Manusia dalam hidupnya tidak bahagia karena tertganggu oleh tiga hal: takut
akan amarah dewa,takut akan mati,dan takut akan nasib.
Pertama,kita tak perlu takut akan amarah dewa,karena segala sesuatu didunia ini
karena gerak atom bukan karena dewa.Jika dewa itu ada,ia akan hidup didunianya
sendiri dan berusaha untuk tenang dan bahagia sendiri.Sekiranya dewa harus
marah karena tingkah laku manusia,alangkah celakanya hidup dewa itu karena
harus selalu marah-marah saja.
Kedua,terhadap mati pun,manusia tak usah takut.Jiwa kita pun akan turut
mati,sebab tanpa badan,tak ada pula jiwa.Habis hidup tak ada lagi lanjutannya
bagi manusia.Maut malah akan melepas manusia dari sakit dan sengsara.
Ketiga,kepada nasib pun,kita tak usah takut.Segala kejadian didunia ini
ditentukan oleh gerak atom.Bagaimanapun,kita tak bisa mengubahnya.Dengan
demikian,tak ada alasan untuk takut.
3. Etika
Ajaran etikanya ialah mencari kesenangan
hidup.Kesenangan hidup menurut epicuros ialah barang yang paling tinggi
nilainya.Mencari kesenangan hidup itu tidak berarti memiliki kekayaan dunia
sebanyak-banyaknya dengan tidk menghiraukan orang lain.Tindakan seperti itu
tidak membawa kesenangan hidup.Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniyah
dan rohanyah.Badan merasa enak dan jiwa pun merasa tentram.Yang paling penting
dan paling mulia adalah kesenangan jiwa,karena kesenangan jiwa meliputi masa
sekarang,masa lampau dan masa yang akan datang.
Pola fikir filsafat helenisme
Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya :
Epikuros, Stoa, dan Skeptis dari periode etik. Kemudian ada juga Neo Pythagoras, Philon dan Plotinus dari periode
religi. Berikut penjelasannya secara ringkas.
·Epikuros: Ia
adalah filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikan dan menihilkan peran
Tuhan di dunia. Menurutnya Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati
kesenangan hidup di dunia. Karena itu, Epikuros adalah salah satu filosof yang
beraliran atheis.
·Stoa: Tujuan utama dari ajaran
Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang kebenaran relatif
sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria
setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
·Skeptis: Mereka adalah madzhab
filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran klasik. Menurut mereka,
kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana
yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria
tentang kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
·Aliran Neo
Phytagoras: Ajarannya berpangkal pada Pythagoras yang
mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Mereka juga meyakini bahwa
jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk
turun temurun. Kepercayaan inilah yang disebut dengan rinkarnasi.
·Aliran Philon Alexandreia: Ia
adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya
terpengaruh oleh pandangan agama. Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya
ialah hubungan manusia dengan Tuhan.
·Dalam Konteks Filsafat : Filsafat
bergerak semakin dekat kearah ‘keselamatan’ dan ketenangan jiwa. Filsafat juga harus membebaskan manusia dari pesimisme dan rasa takut akan
kematian. Dengan demikian batasan antara
agama dan filsafat lambat laun hilang. Secara umum, filsafat Helenisme
tidak begitu orisinal. Tidak ada Plato baru atau Aristoteles baru yang muncul
di panggung. Sebaliknya, ketiga filsuf besar itu menjadi sumber ilham bagi
sejumlah aliran filsafat.
·Dalam Konteks Ilmu Pengetahuan : Ilmu
pengetahuan Helenistik pun terpengaruh oleh campuran pengetahuan dari berbagai
kebudayaan. Kota Alexandria memainkan peranan penting di sini sebagai tempat
pertemuan antara Timur dan Barat. Sementara Athena tetap merupakan pusat
filsafat yang masih menjalankan ajaran-ajaran filsafat Plato dan Aristoteles,
Alexandaria menjadi pusat ilmu pengetahuan. Dengan perpustakaannya yang sangat
besar, kota itu menjadi pusat matematika, astronomi, biologi, dan ilmu
pengobatan.
·Dalam Konteks Agama: Ciri umum
pembentukan agama baru sepanjang periode Helenisme adalah muatan ajaran
mengenai bagaimana umat manusia dapat terlepas dari kematian. Ajaran ini sering
kali merupakan rahasia. Dengan menerima ajaran dan menjalankan ritual-ritual
tertentu, orang yang percaya dapat mengharapkan keabadian jiwa dan kehidupan
yang kekal. Suatu wawasan menyangkut hakikat sejati alam semesta dapat menjadi
sama pentingnya dengan upacara agama untuk mendapatkan keselamatan.
Tiga etika meurut Sokrates:
1. EtikaManusia : mencarimakananuntukdirinyadan
orang lain
2. Etikabinatang :
mencarimakananhanyauntukdirinyasendiri
3. Etikatumbuhan : hanyamenunggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar