A.
posisi manusia sebagai puncak ciptaan Tuhan diantara makhluk-makhluk lain.
Qur’an Surat At-Tiin ayat 4-5
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
“Kemudian Kami kembalikan
Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”,
penjelasan
Dari ayat-ayat ini, tampak bagaimana perhatian
Allah dalam menciptakan manusia di dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Memang
Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, tetapi dikhususkan
penyebutan manusia di sini dan ditempat-tempat lain dalam Al-Qur’an dengan
susunan yang sebaik-baiknya, dan keseimbangan yang sebaik-baiknya, Hal ini
menunjukkan perhatian yang lebih dari
Allah kepada makhluk yang bernama manusia.
Perhatian Allah terhadap manusia,
meskipun pada diri mereka juga terdapat kelemahan dan adakalanya penyimpangan
dari fitrah dan kerusakan, mengisyaratkan bahwa mereka memilki urusan
tersendiri di sisi Allah, dan memiliki timbangan sendiri di dalam sistem
semesta. Perhatian ini tampak di dalam penciptaannya dan susunan tubunya yang
bernilai dibandingkan dengan makhluk lain, baik dalam susunan fisiknya yang
sangat cermat dan rumit, susunan akalnya yang unik, maupun susunan ruhnya yang
menakjubkan.
Kemudian
pembicaraan di sini ditekankan pada khususiah ruhiahnya. Karena, ialah yang
menjadikannya jatuh ketempat yang serendah-rendahnya ketika menyimpang dari
fitrah dan menyeleweng dari iman yang lurus. Karena sudah jelas bahwa wujud
badaniahnya tidak akan menjatuhkannya ke derajat yang serendah-rendahnya.
Di
dalam khususiah ruhiahnya ini, tampaklah keunggulan wujud manusia. Maka, mereka
diberi potensi untuk mencapai tingkatan yang tinggi melebihi kedudukan malaikat
muqarrabin, sebagaimana dibuktikan dengan adanya isra’ mi’raj. Ketika itu
malaikat Jibril berhenti pada suatu tempat, sedang Nabi Muhammad bin
Abdulllah-yang manusia itu-terus naik ke tempat yang lebih tinggi.
Akan
tetapi, manusia juga potensial untuk mencapai derajat terendah yang tidak ada
makhluk lain mencapai derajat kerendahan seperti itu, “ Kemudian Kami
Kembalikan dia ke tempa serendah rendahnya.” Ketika itu makhluk binatang pun
masih lebih tinggi dan lebih lurus daripadaNya. Karena, binatang masih
istiqomah pada fitrahnya, masih melaksanakan ilham bertasbih menyucikan
Tuhannya, dan menunaikan tugasnya di bumi menurut petunjuk yang digariskan
Allah. Sedangkan, manusia yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
mengingkari Tuhannya dan memperturutkan hawa nafsunya. Sehingga, ia hingga
jatuh ke lembah kehinaan terendah yang binatang pun tidak sampai terjatuh
serendah itu.[1]
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Ayat
inilah permulaan dari apa yang telah Allah mulaikan lebih dahulu dengan sumpah.
Yaitu, bahwasanya di antara makhluk Allah di atas permukaan bumi ini,
manusialah yang diciptakan oleh Allah dalam sebaik-baik bentuk; bentuk lahir
dan bentuk batin. Bentuk tubuh dan bentuk nyawa. Bentuk tubuhnya melebihi
keindahan bentuk tubuh hewan yang lain. tentang ukuran dirinya, tentang manis
air-mukanya, sehingga dinamai basyar, artinya wajah yang mengandung gembira,
sangat berbeda dengan binatang yang lain. Dan manusia diberi pula akal, bukan
semata-mata nafasnya yang turun naik. Maka dengan perse-imbangan sebaik-baik
tubuh dan pedoman pada akalnya itu dapatlah dia hidup di permukaan bumi ini
menjadi pengatur. Kemudian itu Tuhan pun mengutus pula Rasul-rasul membawakan
petunjuk bagaimana caranya menjalani hidup ini supaya selamat.
QS.al Tin : 5
¢OèO çm»tR÷yu @xÿór& tû,Î#Ïÿ»y ÇÎÈ
“ Kemudian Kami
kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),”
Sebab turunnya ayat :
Tentang
sebab turunnya ayat ini Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-‘Ufi dari Ibnu Abbas
berkata : ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang dizaman Rasulullah
yang dipanjangkan umurnya hingga menjadi pikun. Orang-orang lalu bertanya
tentang ( perkataan dan perbuatan ) mereka ketika pikiran mereka telah tidak
berfungsi lagi. Allah lalu menerangkan bahwa mereka mendapat pemaafan.
Artinya,mereka hanya diganjar dari apa yang mereka kerjakan ketika pkiran
mereka masih sehat dan baik.[2]
Demikianlah Allah mentakdirkan kejadian manusia itu. Sesudah lahir ke
dunia, dengan beransur tubuh menjadi kuat dan dapat berjalan, dan akal pun
berkembang, sampai dewasa, sampai di puncak kemegahan umur. Kemudian itu
beransur menurun badan tadi, beransurlah tua. Beransur badan lemah dan fikiran
mulai pula lemah, tenaga mulai berkurang, sehingga mulai rontok gigi, rambut
hitam berganti dengan uban, kulit yang tegang menjadi kendor, telinga pun
beransur kurang pendengarannya, dan mulailah pelupa. Dan kalau umur itu masih
panjang juga mulailah padam kekuatan akal itu sama-sekali, sehingga kembali
seperti kanak-kanak, sudah minta belas kasihan anak dan cucu. Malahan ada yang
sampai pikun tidak tahu apa-apa lagi. Inilah yang dinamai أرذل العمر
"Ardzalil-`umur"; tua nyanyuk. Sehingga tersebut di dalam salah satu
doa yang diajarkan Nabi s.a.w. agar kita memohon juga kepada Tuhan jangan
sampai dikembalikan kepada umur sangat tua (Al-harami) dan pikun itu Kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shalih." (pangkal ayat 6)[3]
Surat An-Nisa’ ayat 6
وَلَا ۖ أَمۡوَٲلَهُمۡ إِلَيۡہِمۡ فَٱدۡفَعُوٓاْ
رُشۡدً۬ا مِّنۡہُمۡ ءَانَسۡتُم فَإِنۡ ٱلنِّكَاحَ بَلَغُواْ إِذَا حَتَّىٰٓ
ٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱبۡتَلُواْ
فَلۡيَأۡكُلۡ
قِيرً۬افَكَانَ وَمَن ۖ فَلۡيَسۡتَعۡفِفۡ
اغَنِيًّ۬كَانَ وَمَن ۚ يَكۡبَرُواْ أَن وَبِدَارًا إِسۡرَافً۬ا تَأۡكُلُوهَآ
(٦) حَسِيبً۬ا بِٱللَّهِ
وَكَفَىٰ عَلَيۡہِمۡ فَأَشۡہِدُواْ
أَمۡوَٲلَهُمۡ إِلَيۡہِمۡ دَفَعۡتُمۡ فَإِذَا ۚ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
“Dan ujilah anak-anak yatim
itu (sebelum baligh) sehingga mereka cukup umur (dewasa). Kemudian jika kamu
nampak dari keadaan mereka (tanda-tanda yang menunjukkan bahawa mereka) telah
cerdik dan berkebolehan menjaga hartanya, maka serahkanlah kepada mereka
hartanya; dan janganlah kamu makan harta anak-anak yatim itu secara yang
melampaui batas dan secara terburu-buru (merebut peluang) sebelum mereka
dewasa. Dan sesiapa (di antara penjaga harta anak-anak yatim itu) yang kaya
maka hendaklah ia menahan diri (dari memakannya); dan sesiapa yang miskin maka
bolehlah ia memakannya dengan cara yang sepatutnya. Kemudian apabila kamu
menyerahkan kepada mereka hartanya, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi
(yang menyaksikan penerimaan) mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (akan
segala yang kamu lakukan).”
Ø MUFRODAT
Dan ujilah :وَٱبۡتَلُواْ
Cukup umur :بَلَغُواْ
Maka serahkanlah :فَٱدۡفَعُوٓاْ
Harta mereka : أَمۡوَٲلَهُمۡ
Dan janganlah kamu makan :تَأۡكُلُوهَآ وَلَا
Ø TAFSIR
رُشۡدً۬ا مِّنۡہُمۡ
ءَانَسۡتُم : kalian
melihat ke dalam diri mereka sudah mulai bisa mentasarrufkan harta.
Al-israf
: melebihi batas dalam membelanjakan
harta
Al-bidar
: bersegera dan cepat-cepat kepada
sesuatu. Dikatakan Badartu ila syai’in
badartu ilaihi, artinya aku bersegera kepadanya.
Fal
yasta’fif :
hendaknya ia menjaga kehormatannya.
Al-‘iqqah
: adalah meninggalkan
keinginan-keinginan hawa nafsu yang tidak layak dilakukan.
Al-hasib
: yang mengawasi
Dijelaskan
bahwa harta benda mereka (anak-anak yatim) tidak boleh diserahkan kepada mereka
kecuali jika para walinya telah melihat tanda-tanda kedewasaan dalam diri
mereka. Sesungguhnya tidak layak bagi seorang wali memakan harta anak yatim
(apabila ia miskin) dengan cara berlebih-lebihan, dan barang siapa di antara wali
itu kaya, maka hendaklah ia menjaga diri jangan sampai memakan harta mereka.
Barang siapa menjadi wali tetapi miskin, hendaknya ia memakannya dengan
ketentuan hokum syara’ dan dipandang pantas oleh orag-orang bijaksana.[4]
Seluruh
umat islam telah berpendapat bahwa harta anak yatim bukan harta milik
pengasuhnya. Wali sedikitpun tidak berhak memakannya. Tetapi ia dibolehkan
mengambil darinya sebagai hutang ketika dalam keadaan terdesak, sebagaimana
anak yatim itu berhutang kepadanya. Kemudian ia pun dipebolehkan mengupah
dirinya dari harta anak yatim dengan upah yang telah ditentukan, apabila anak
yatim itu memerlukan pekerjaan tersebut, seperti halnya anak yatim itu mengupah
orang lain untuk melakukannya. Upah tersebut boleh ditentukan oleh sang wali,
jika memang harta anak yatim itu berjumlah banyak, tetapi tidak boleh
ditentukan apabila tidak banyak (miskin). Demikian pula, ketentuan-ketentuan
itu berlaku bagi harta orang-orang gila dan setengah gila.
Telah
diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Umar ra. Bahwa ada laki” bertanya kepada Nabi
saw. “aku tidak mempunyai harta, tetapi aku adalah seorang wali dari anak
yatim.” Kemudian Nabi saw. bersabda: “makanlah
oleh kamu sebagian harta anak yatimmu tanpa berlebih-lebihan dan (juga) tanpa
menghambur-hamburkannya dan (juga) tanpa mengindahkan hartamu dengan hartanya.”[5][10]
Ø ASPEK
TARBAWI
- Hendaknya menguji anak-anak yatim,
hingga mereka mencapai dewasa dan mampu memelihara harta.
- Bahwasannya kita dilarang memakan
harta orang lain (dalam ayat ini yang dimaksud adalah harta anak yatim).
- Menahan diri dari sifat israf berlebih-lebihan.
Ø KESIMPULAN
Pada
prinsipnya Allah SWT. Sebagaimana yang telah anda ketahui meliputi harta anak
yatim, dengan berbagai cara pengamanan dan pemeliharaan. Untuk itu Dia
memerintahkan sang wali agar terlebih dahulu menguji kemampuan penggunaan harta
anak yatim, sebelum hartanya diserahkan kepadanya. Kemudian Allah melarang sang
wali memakan sesuatu dari harta anak yatim dengan cara berlebih-lebihan dan mumpung anak yatim masih kecil. Allah
juga memerintahkan sang wali agar mengadakan saksi ketika serah terima, dan
memerintahkan di akhir ayat sang wali agar mengingat akan pengawasan Allah
terhadap segala gerak-gerik yang bersifat
pribadi.[6]
[1]Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil
Qur’an jilid.(Jakarta: Gema Insani, 2010), hlm 298-299
[2] Jalaludin
As.suyuti, Asbabun nuzul sebab turunnya ayat Al Qur’an (Jakarta: Gema insani
,2008 ) Hal : 632
[3]Tafsir Ibnu Katsir Surat At-tin.Taman-tiin
Blogspot.com/2010/04/Tafsir Ibnu Katsir.
[4]Ahmad
Mustofa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi,
Terjemahan Bahrun Abu Bakar dkk. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993), hlm.
331-334
[5]
Ibid, hlm. 340
[6]
Ibid, hlm. 341
Hard Rock Hotel & Casino St. Louis - Mapyro
BalasHapusFind 의정부 출장안마 out what's popular at Hard 고양 출장샵 Rock Hotel & 의왕 출장안마 Casino 삼척 출장마사지 St. Louis in St. Louis, 부산광역 출장샵 MO near Chicago, IL.